Minggu, 11 Desember 2011

Sejaraah Ilmu Kedokteran Dalam Dunia Islam

Ditulis Oleh :
Ahmad Fauzan

A.    Pendahuluan
`’Ilmu kedokteran tidak lahir dalam waktu semalam,” ujar Dr Ezzat Abouleish MD dalam tulisannya berjudul Contributions of Islam to Medicine. Studi kedokteran yang berkembang pesat di era modern ini merupakan puncak dari usaha jutaan manusia, baik yang dikenal maupun tidak, sejak ribuan tahun silam.
Karena sangat pentingnya, ilmu kedokteran selalu diwariskan dari generasi ke generasi dan bangsa ke bangsa. Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala. Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhana.
Orang Yunani Kuno mempercayai Asclepius sebagai dewa kesehatan. Pada era ini, menurut penulis Canterbury Tales, Geoffrey Chaucer, di Yunani telah muncul beberapa dokter atau tabib terkemuka. Tokoh Yunani yang banyak berkontribusi mengembangkan ilmu kedokteran adalah Hippocrates atau `Ypocras’ (5-4 SM). Dia adalah tabib Yunani yang menulis dasar-dasar pengobatan.

Selain itu, ada juga nama Rufus of Ephesus (1 M) di Asia Minor. Ia adalah dokter yang berhasil menyusun lebih dari 60 risalat ilmu kedokteran Yunani. Dunia juga mengenal Dioscorides. Dia adalah penulis risalat pokok-pokok kedokteran yang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abad. Dokter asal Yunani lainnya yang paling berpengaruh adalah Galen (2 M).
Ketika era kegelapan mencengkram Barat pada abad pertengahan, perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang tengah berkembang pesat di Timur Tengah.
Untuk mengetahui kelanjutan sejarah medis dalam islam sendiri, pemakalah akan membahas tentang asal-usul medis dalam islam, tokoh-tokoh serta karya-karyanya para dokter muslim, serta kontribusi konsep dan teori mereka terhadap dunia modern .
B.     Pembahasan
1.      Asal- usul Lahirnya Ilmu Kedokteran Dalam Islam

Pada era keemasan Islam Bani Abbasiyah, gerakan penerjemahan naskah dan manuskrip-manuskrip dari bahasa Yunani, Persia, Syiria, dan Bizantium ke dalam bahasaa Arab sangatlah gencar baik penerjemahan secara langsung maupun tidak (Siti Maryam: 2002, 124) . Hal semacam ini adalah sebuah profesi yang direspon baik oleh Khalifah al-Ma`mun bahkan beliau pernah membanyar hasil penerjemahan setara bobot emas. Pada awal penerjemahan, naskah-naskah yang diterjemahkan lebih dominan dalam bidang kedokteran, kimia dan astrologi. Dari penerjemahan inilah umat Islam mulai mengenal berbagai ilmu dari hasil penerjemahan – penerjemahan terutama kedokteran. 
 
Ilmu kedokteran pertama kali dikenal kaum Muslim setelah penaklukan kerajaan Sassaniah di Persia. Mereka mulai mengenal ilmu kedokteran Yunani di pusat-pusat pendidikan Nestoris dan Neoplatonis di Mesopotamia utara. Jundishapur adalah sebuah kota yang ada di Khuzistan dan menjadi pusat kajian dan praktik kedokteran. ( Didin Saefudin: 2002, 181).

Kaum Muslim menerima ilmu kedokteran melalui karya-karya Galen, seorang dokter dan penulis peripatetic yang hidup pada paruh terakhir abad kedua Masehi. Galen mengumpulkan dan menafsirkan kedokteran Yunani sejak zaman Hippocrates sampai periodenya. Karya Galen, ensiklopedi kedokteran memdominasi bidang kedokteran Muslim hingga abad ke-16. perspektif Galen diterima oleh dokter-dokter Muslim sebagai otoritatif.

2.      Perkembangan Kedokteran Islam

Kota Bagdad selain menjadi pusat peradaban juga menjadi perpustakaan dan pusat penerjemahan yang dikenal dengan Bayt al-Hikmah, bidang keilmuan sangat perkembang pesat baik ilmu kedokteran, filsafat, matematika, kimia dll. Masawaih, seorang tabib yang banyak menerjemah karya-karya asing ke dalam bahasa Arab, serta pemimpin pertama Bayt al-Hikmah yang dibangun oleh Khalifah al-Ma`mun. (Eugene. A. myers: 2003, 94)
   
Implikasi dari ini Kedokteran Islam lahir dan tumbuh dengan cepat. Ia mendapat tempat terhormat sebagai "ratu ilmu alam". Masyarakatpun merespon baik sampai pada zaman sekarangpun orang bangga menjadi dokter dan menganggap sebagai profesi bergengsi.

Dari disiplin ini muncul rumah sakit - rumah sakit, sekolah - sekolah kedokteran  seperti yang ada di Jundishapur serta mahasiswa-mahawasiswanya, mereka fokus untuk mempelajari kedokteran yang sudah disusun secara sistematis . Menurut (Didin Saefudin: 2002, 182) di Bagdad sudah ada 869 dokter yang mengikuti ujian untuk mendapat izin praktek, rumah sakit tidak hanya menjadi tempat pengobatan saja, akan tetapi juga menjadi infrastruktur untuk pengembangan kajian kedokteran.

Jibril Bukhtishu datang ke Bagdad melalui jalur Jundishapur, ia menjadi ketua rumah sakit Bimaristan , dan juga bekerja untuk perkembangan RS di sekitar Bagdad. Di era ini banyak RS yang dibangun termasuk "Audidi", yaitu RS yang dibangun atas intruksi ar-Razi. Dipermulaannya sudah ada 24 dokter yang menjadi staf RS, termasuk dokter ahli fisiologi, mata, dan bedah. Salah satu RS yang paling besar adalah RS yang ada Kairo yang berkapasitas sekitar 8000 orang, yang dibangun pada zaman Khalifah al-Mansur.            

3.      Tokoh, teori  Serta Karyanya
Adapun figur Muslim yang sangat berpengaruh dalam dunia kedokteran antara lain yaitu:
  1. Ali at-Thabari., ia adalah dokter suriah yang masuk Islam pada tahun 855 dan orang pertama yang menulis buku kedokteran dalam bahasa Arab yaitu Firdaus al-Hikmah, yang menerangkan kerangka pikir Yunani dan India dalam bidang kedokteran.
  2. Hunain bin Ishak al-Ibadi (810-873) seorang penganut Nasrani dari Syiria, ia menerjemahkan buku-buku kedokteran ke bahasa Arab. Bukunya yang sangat popular adalah al-Madkhal fi At-tib.     
  3. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi, seorang dokter murid Huanai bin Ishak yang pernah menulis dua ratus buku kedokteran. Di antara bukunya yang terkenal adalah al-Judari wa al-Hasbah dan al- Hawi sebuah ensiklopedi kedokteran yang terdiri dari 20 jilid.    
  4. Abu Ali al-Husain Ibn Shina atau Avicena, lahir di kota bukhara dan ia sangat bersemangat untuk menuntut ilmu, ketika berumur 10 tahun ia sudah hafal al-Qur`an dan bahasa Arab. Kemudian di umur 16 ia menguasai berbagai bidang ilmu, seperti kedokteran, filsafat, astronomi, geometri, teologi dan seni. (Husain F. Nagamia, Md Frcs, 5) . karyanya yang popular dalam kedoktren adalah al-Qonun fi al-tib dan al-Sifa. Dan dia mendapat gelar "Medicorum Principal" yaitu raja diraja di era eropa klasik.
  5. Abul Qasim az-Zahrawi al-Qurtubi yang dikenal di eropa dengan julukan Abulcasis (936-1013) ia dokter ahli bedah dan gigi dari Spanyol. Di antara karyanya adalah ensiklopedi at-Tasrif li man Arjaza an- at-Ta`lif yang terdiri dari 30 jilid. 
  6. Abu Marwan Bin Zuhr (1091-1166)  ia adalah salah satu dari sahabat Ibn Rusyd yang kontrofersi dengan pendapat Galen. Beliau menulis buku berjudul Taisir fi al-Mudawah wa at-Tadbir, Maqalah fi Illati al-Baras wa al-Bahak.
  7. Abu Al-Walid Muhammad Bin Ahmad Bin Muhammad Atau Ibnu Rusyd yang dikenal Averoes di Barat (1126-1198). Ia adalah murid sekaligus sahabat Ibnu Zuhr, Ibnu Rusyd dikenal sebagai perintis ilmu jaringan tubuh (histologi). Ia menulis buku berjudul al-Kulliyat fi at-Tib.  
  8. Alauddin Abu Al-Ala Ali Bin Abi Al-Haram Al- Kurasyi Ad-Damasyki Bin Nafis (w. 1288) yang dicatat oleh sejarah sebagai Ibnu Sina kedua. Selama hidupnya ia menulis buku sekitar delapan puluh buku, satu diantaranya asy-Syamil fi at-Tibb, Mu`jiz al-Qanun yaitu resume dari buku al-Qanun karya Ibnu Sina, serta sudah dilengkapi hasil-hasil studi analisisnya sendiri tentang anatomi dan fisiologi. (Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: 2005, 245-246) 

 

4.      Kontribusi Kedokteran Islam Terhadap Dunia Modern  
Dalam dunia kedokteran, kaum Muslimlah yang pertama kali menemukan bahwa epidemic berjangkit akibat penularan melalui sentuhan dan udara. Menyentuh baju pasein juga menimbulkan penularan. Mereka juga orang pertama yang memakai anesthesia atau obat bius dalam pembedahan, dan membakar luka ketika dalam pembedahan dan menghentikan pendarahan dengan es dan air dingin.  (Didin Saefudin: 2002, 183) Di samping itu mereka juga menemukan metode untuk mengidentifikasi sebab-sebab kematian. cara mengobati ginjal, lepra serta penyakit kulit lainnya. (Marshal G. S. Hodgson, 2002, 244 )       

C.    Penutup 
Dari paparan di atas perlu digaris bawahi, bahwa ilmu kedokteran tidak muncul dari komunitas ilmuwan Islam sendiri, akan tetapi lahir ketika beberapa leteratur asing diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Berangkat dari terjemahan itulah umat Islam mengenal buku-buku asing yang membahas tentang medis.
Namun untuk perkembangan ilmu medis tersebut umat Islamlah yang selalu mendominasi dalam bidang ini, sehingga para ilmuwan Muslim juga bisa menemukan konsep serta teori baru tentang medis.

Daftar Pustaka
Didin Saefudin, Zaman Keemasan Islam, Jakarta: PT Gramedia. 2002.
Eugene A. Myers diterjemah oleh M. Maufur el-Koiry, Zaman Keemasan Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. 2003.
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT Icthiar Baru Van Hoeve.  
Marsahal G. S. Hodgson, The Venture of Islam, Iman dan Sejarah dalam Beradaban Islam, Jakarta: Paramadina. 2002.      
Siti Maryam,  Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta: Fak. Adab IAIN Sunan Kalijaga. 2003. 

1 Comentário:

Rafael Dviktor mengatakan...

Makasih bro, artikelnya Okk, izin copy.

Posting Komentar

FKM-MU BAKID ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO