Sabtu, 18 Desember 2010

Konsekuensi Tauhid Dalam Kehidupan

Ditulis Oleh:
Fathur Rahman Al Aziz
 
Perbedaan agama islam dengan agama-agama lain adalah terletak pada monoteisme atau tauhid yang murni. Dan inilah yang melebihkan agama islam di atas agama-agama lain dari segi ajarannya. Agama yahudi tadinya juga agama monoteistik, tetapi –pada perkembangan selanjutnya- kitab-kitabnya sudah diselewengkan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab sehingga kaum yahudi mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah yang mana hal ini merupakan distorsi yang luar biasa dalam tauhid.
Tauhid secara etimologi berasal dari bahasa arab wahhada yang artinya menyatukan. Jadi tauhid adalah suatu agama yang mengesakan tuhan-Nya. Terminologi tauhid ini sesuai dengan sila pertama kita yaitu ketuhanan yang maha esa. Dan rumusan yang paling jelas tetapi komprehensif artinya, adalah kata yang berbunyi la ilaha illallah. Kemudian konsekuensinya bagi kita yang hidup setelah umat muhammad itu adalah mengakui bahwa muhammad rasulullah.
Dalam bertauhid setidaknya ada lima konsekuensi yang harus dipenuhi oleh orang yang mengaku bahwa dirinya benar-benar bertauhid kepada Allah. Pertama, harus mengingkari semua sesembahan selain Allah baik yang berupa dewa yang dikhayalkan manusia, bisa berupa ideologi yang disembah umat manusia dan bisa berupa seorang pemimpin yang menganggap dirinya tuhan, fir’aun misalnya.
Kedua, beriman kepada Allah yaitu mempunyai keyakinan kepada Allah secara penuh bahwa tidak ada yang wajib disembah kecuali Allah. Jadi, konsekuensi yang kedua ini meyakini bahwa kebenaran hanyalah dari Allah.
Ketiga, memproklamasikan atau mendeklarasikan ketauhidan yang memang dituntunkan al-Qur’an sendiri. Orang yang bertauhid harus mendeklarasikan kata-kata yang berlaku sepanjang hayatnya, yaitu, “sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidup dan matiku, aku persembahkan semata-mata kepada Allah tuhan sekalian alam yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Demikian aku diperintahkan dan aku ini termasuk orang-orang yang berserah diri,”
Keempat, berusaha menerjemahkan keyakinan kita menjadi konkret, menjadi satu sikap untuk mengembangkan amal sholeh. Dalam al-Qura’an banyak sekali ayat yang menggandengkan antara alladzina amanu dengan wa amilush shalihat. Jadi, iman dan amal sholaeh bergandengan sangat dekat. Seolah-olah hampa dan kosong iman seseorang kalau tidak ada amal saleh yang menyertainya, yang secara konkret membuktikan bahwa ada iman di dalam hatinya.
kelima, orang yang bertauhid mengambil ukuran baik dan buruk, ukuran terpuji dan tercela kembali kepada tuntunan ilahi. Jadi, kita menolak pernyataan kaum humanis yang mengatakan, manusia adalah ukuran segala-galanya, kalau manusia bilang baik ya baik, kalau manusia bilang buruk ya buruk. Kita sebagai orang yang bertauhid tidak begitu. Ini karena kita menyadari relativitas kita sebagai seorang manusia sehungga yang betul-betul akbar maha sempurna memang hanya Allah semata.
Inilah lima konsekuensi yang harus ditanggung oleh orang yang mengaku bahwa dirinya bertauhid kepada Tuhan. Semoga kita dapat menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Amiin.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

FKM-MU BAKID ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO